Iklan 3360 x 280
iklan tautan
Share Inspirasi - Hidayah memang mutlak milik Allah. Namun sebagai manusia, kita harus berupaya untuk menjemputnya. Tidak duduk tinggal diam sembari menyalahkan keadaan. Hal itu pula yang dilakukan oleh artis yang juga presenter acara variety show, Rina Nose.
Rina yang terkenal dengan humor segarnya dan pandai menyanyi itu mencurahkan proses hijabnya kepada sebuah stasiun televisi swasta nasional. Ia mulai menjalankan kewajiban berhijab sebagai seorang muslimah 11 September 2016 lalu, berikut kisah lengkapnya:
***
Mulainya itu tanggal 11 September kemarin, mulai pertama. Tapi kalau rencana persiapannya sih sebulan sebelumnya. Karena kerjaan aku kan menyangkut banyak orang, jadi mulai dari acara bajunya, acaranya. Takutnya pas udah disusun jadwalnya takutnya mereka kaget (aku berhijab). Aku kasih tahu jauh-jauh hari sebelumnya. Ini sempat dua kali pengunduran (untuk berhijab) karena harus menyesuaikan ke orang di sekelilingku dulu.
Sebetulnya keinginan ini sudah datang dua atau tiga tahun lalu. Bahkan semenjak kuliah ada keinginan, tiba-tiba ada (keinginan), tiba-tiba nggak ada lagi. Jadi kalau ngomong soal hidayah, hidayah itu datang berkali-kali kepadaku. Aku dengan arogannya menolak hidayah itu. Kembali ke diri sendiri. Sebetulnya aku sudah dipilih untuk mendapatkan hidayah tapi aku menolak itu. Aku mencari banyak pertanyaan-pertanyaan itu. Kenapa harus pakai hijab? Kenapa perempuan diwajibkan untuk berhijab? Aku cari-cari tahu, aku lihat-lihat video ceramah terutama dari Doktor Zakir Naik. Terus dari buku-buku filsafatnya aku baca bahkan dari buku sejarah Tuhan. Wah, itu menarik sekali semua. Jadi yang aku pelajari tentang Islamnya, bukan tentang hijabnya dulu.
Sukses Karir Tapi Terasa Hampa
Yang paling utama itu setelah aku pulang kerja, capek banget. Sampai di rumah aku mikir seseuatu, sebenarnya yang kukejar apa sih? Mau duit? Mau ganti mobil baru? Pengin punya rumah baru? Pengin punya ini itu, terus buat apa? Ya udah akhirnya aku mencari tahu apa tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini. Kenapa kalau memang Tuhan menciptakan manusia untuk beribadah? Kenapa diciptakan perasaan iri dan dengki? Kenapa diciptakan rasa marah seperti ini? Kok nyusahin sih?
Perasaan itu semua berkecamuk. Akhirnya aku cari tahu semua. Makanya aku baca buku-buku agama dan filsafat. Akhirnya aku menemukan jawaban bahwa memang kita dilahirkan nggak lain untuk beribadah sama Allah.
Bersyukur Terpilih Meski Ada Ketakutan
Berhijab termasuk ketakutan awalnya. Mau pakai hijab tapi Jakarta panas. Kembali aku berpikir, kalau berpikiran seperti itu terus nggak akan pakai-pakai hijab. Ntar ada aja lagi alasannya. Setelah pakai, terutama hati dulu, setelah ikhlas dan menjalaninya dengan hati, ternyata nggak gimana-gimana (ketakutan sebelumnya). Panas ya tapi ya sudah biasa aja gitu. Perasaan nggak ada apa-apa gitu, ntar kalau wudhu ribet lagi, eh nggak, udah jalan biasa saja begitu.
Aku bersyukur, karena aku merasa menjadi orang yang dipilih (Allah). Baik banget lho Allah. Aku berpikir, oh ya ya, kemarin kemana aja?. Kalau pertolongan Allah datang tidak akan ada yang bisa menghalangi. Ya mungkin ini salah satu pertolongan Allah.
Alasan Utama Rina Nose Berhijab
“Alasan utama kenapa aku mengenakan hijab adalah sebagai bentuk kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah,” ungkap Rina, sebagaimana dikutip dari Dream, Rabu (14/9/2016).
Rina juga menuturkan bahwa perubahan dirinya semakin terdorong setelah membaca berbagai buku yang berisi kewajiban berhijab.
“Begitu panjang sejarah tentang wanita yang aku baca dan menemukan juga perintah agar wanita menutupi kepalanya. Itu bukan hanya dalam islam saja, melainkan dalam agama lain juga wanita diperintahkan untuk menutupi kepalanya, dan tidak memperlihatkan auratnya,” ucapnya.
Penuturan Rina Nose tentang Kisah Hijrahnya
Disampaikan kepada wartawan Dream.co.id, Nur Ulfa, pada Jumat, 16 September 2016:
Anda kini berhijab, dapat inspirasi dari mana?
Inspirasi dari ceramah-ceramah nya Dr. Dzakir Naik.
Ada kisah apa di balik hijab Anda. Adakah kisah “ spiritual” yang di baliknya?
Selama ini aku meragukan agamaku sendiri karena terlalu banyaknya teori-teori. Dan metode-metode yang diciptakan manusia tentang Islam, yang justru menimbulkan perpecahan dan terbagi dalam banyak golongan.
Itu membingungkan, akhirnya aku menjadi 'apatis' terhadap agamaku sendiri. Setelah mendengar ceramah-ceramah dari Dr. Dzakir Naik berkali kali dengan berbagai macam pembahasan, tentang semua agama, isi Alquran, sains, perempuan dalam Islam, dan banyak pembahasan lainnya.
Barulah aku setuju agama yang paling baik adalah Islam. Apabila kita meragukan segala sesuatunya, makan kembalikan ke Alquran, di sanalah semua jawabannya.
Bagaimana pengalaman pertama berhijab?
Pertama keluar rumah dengan hijab aku merasa seperti biasa dan tidak terjadi apa-apa. Mungkin karena aku telah ikhlas dan menyerahkan diri kepada Allah, jadi semua berjalan seperti biasa.
Bagaimana tanggapan keluarga dan teman-teman?
Amat positif! Bahkan mendukung. Ada beberapa yang kaget dan bertanya tanya. Tapi pada akhirnya mereka senang.
Banyak artis yang melepas hijab, mengapa Anda malah berhijab?
Artis-artis yang memutuskan berhijab kemudian melepas hijabnya, tentu mereka berpikir dan mencari untuk apa mereka berhijab. Aku yakin mereka mengalami pergolakan batin dan proses pemikiran yang sangat berliku. Sama seperti yang aku lakukan.
Setelah berhijab, ada kegiatan yang dikurangi?
Sebelum memutuskan berhijab, sebetulnya aku sudah didaulat menjadi host acara dangdut yang bertemakan " pantura" tapi aku ikhlas untuk tidak terlibat di acara tersebut.
Menurut Anda, apakah hijab sekadar fesyen?
Hijab bukan pilihan, apalagi sekadar fesyen. Hijab murni perintah Allah, kewajiban untuk setiap wanita bahkan bukan hanya wanita Muslim saja melainkan semua wanita.
Sampai kapan hijab ini akan Anda pakai, apakah akan terus mengenakannya?
Jika ini perintah Allah, seharusnya sampai mati!
Bagaimana Anda menyesuaikan dunia hiburan dengan hijab Anda?
Sebelum berhijab pun, image aku adalah komedian. Apa yang aku suguhkan di televisi, bukan visual yang menggoda dengan gaya mengundang syahwat. Kemampuanku adalah membuat penonton terhibur dan tertawa, bukan membuat penonton berimajinasi tentang tubuh dan kecantikan.
Bahkan setiap ramadhan pun aku membawakan acara religi mengenakan hijab tapi tetap berkomedi atau bernyanyi. Jadi saat ini tidak ada kesulitan untuk beradaptasi.
Semoga Rina istiqomah, amin.
***
SUBHANALLAH... Semoga Kita semua tergolong sebagai hamba Allah yg senantiasa mendapatkan hidayah... Aamiin...
Sumber : http://bersamadakwah.net | dream.co.id