Iklan 3360 x 280
iklan tautan
Share Inspirasi - Bagi orang yang sering begadang, kemunculan lingkaran hitam di bawah mata bisa jadi hal umum. Kondisi yang disebut mata panda atau kantong mata ini memang seringnya dikaitkan dengan keadaan kurang tidur namun bisa juga karena sebab lain.
Apa sebenarnya kantong mata itu dan apa saja penyebabnya? Ahli mengatakan ada dua hal yang dapat menjadi jawaban yaitu faktor genetik dan lingkungan sekitar.
Menurut spesialis kulit dari Timeless Skin Solutions dr Carol Clinton dari kedua faktor tersebut genetik memainkan peran paling besar. Orang yang terlahir dengan kulit tipis atau pucat akan lebih mudah untuk memiliki kantong mata karena segala perubahan yang terjadi di wajah akan mudah tampak.
Ketika seseorang stres atau kurang istirahat, sirkulasi darah di area mata cenderung melambat sehingga darah lebih banyak berkumpul. Pembuluh darah kapiler pada mata yang tipis bisa jadi bocor sehingga berujung pada munculnya kantong mata.
Selain itu genetik juga bisa membuat seseorang rentan terkena subluksasi pergerakan lemak. Dari yang tadinya lemak terletak di bagian bawah mata kemudian berpindah ke depan membuat mata tampak sembab. Pada kasus ini kantung mata dapat timbul terlepas apakah seseorang mendapatkan tidur yang cukup atau tidak.
"Ketika lemak bergerak ke depan, saat itu lah biasanya orang-orang berpikir untuk menjalani operasi pada bagian tersebut," kata dr Carol seperti dikutip dari Live Science, Selasa (29/11/2016).
Untuk faktor lingkungan, paparan yang terlalu banyak terhadap matahari menurut dr Carol dapat merusak kulit sehingga membuatnya lebih tipis. Pada akhirnya kantung mata pun akan semakin terlihat jelas.
Kebiasaan mengucek-ngucek mata juga dapat jadi pemicu kantong mata. Ketika mata gatal dan dikucek, maka pembuluh darah kapiler yang sudah tipis dapat menjadi bocor. Untuk menghindarinya dr Carol menyarankan menghilangkan gatal dengan kompres dingin.
"Kompres dingin akan membuat pembuluh darah mengencang dan mengurangi sensasi gatal. Anda bisa langsung merasakan efeknya," pungkas dr Carol.
Sumber: health.detik.co